Tuesday, September 30, 2014

SISTEM PENDIDIKAN DI NEGRA MAJU, BERRKEMBANG DAN TERBELAKANG



SISTEM PENDIDIKAN DI NEGRA MAJU, BERRKEMBANG DAN TERBELAKANG 

      Pengertian Sistem Pendidikan
Sistem adalah merupakan jumlah keseluruhan dari bagian-bagian yang saling bekerja sama untuk mencapai hasil yang di harapkan berdasarkan atas kebutuhan yang telah di tentukan. Setiapsistem pasti mempuyai tujuan , dan semua kegiatan yang dari semua komponen diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Adapunpendidikan di Indonesia adalah merupakan proses pendidikan dalam arti sebuah sistem, yang di sebut dengan sistem pendidikan. Secara teoritis suatu sistem pendidikan, terdiri dari komponen-komponen atau bagian- bagian yang menjadi inti dari proses pendidikan. Bagian-bagian tersebut adalah terdiri dari:
a      Tujuan atau cita-cita pendidikan, yang berfungsi untukmemberikan arah terhadap semua kegiatan dalam semua proses pendidikan.
b      Peserta didik, yang berfungsi sebagai obyek yang sekali gus sebagai subyek pendidikan.
c       Pendidik yang berfungsi sebagai pembimbing, pengarah untuk menumbuhkan aktifitas peserta didik.
d      Alat pendidikan maksudnya dalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berfungsi untuk mempermudah atau mempercepat tercapainya tujuan pendidikan.
e      Lingkungan, yang berfungsi sebagai wadah atau lapanganterlaksanaanya proses pendidikan karena tanpa adanya lingkungan , pendidikan tak dapat berlangsung.

A. Kebijakan dan Problem Pendidikan di Negara-Negara Maju
         a. Tingkat pendidikan negara maju relatif tinggi.
            Tingkat pendidikan merupakan salah satu indikator penting yang menunjukkan kualitas penduduk suatu negara. Di negara-negara maju secara umum penduduknya sudah memiliki kesadaran tinggi akan arti penting pendidikan dan penguasaan Iptek. Hal tersebut terlihat dari angka partisipasi belajar penduduk negara-negara maju yang sangat tinggi. Tingginya tingkat pendidikan penduduk di negara maju juga ditunjang oleh sistem pendidikan yang baik dan anggaran pendidikan yang tinggi dari pemerintah.
            Tingkat pendidikan masyarakat di negara maju sudah sangat tinggi. Hampir seluruh penduduk bisa membaca dan menulis (melek huruf). Pemerintah mampu memberikan jaminan pendidikan dasar gratis kepada seluruh lapisan masyarakat. Fasilitas pendidikan di negara maju juga tersedia lengkap. Sistem pendidikan yang digunakan lebih menekankan pada kecakapan hidup dan kemandirian peserta didik untuk mengembangkan potensinya.
            Ilmu pengetahuan dan teknologi di negara maju sudah berkembang dengan pesat. Negara maju memiliki ilmuwan dalam berbagai disiplin ilmu. Para ilmuwan ini diberi fasilitas, seperti laboratorium lengkap dan standar gaji tinggi sehingga bisa melakukan inovasi. Hasil-hasil inovasi sangat bermanfaat di berbagai bidang, seperti produksi, militer, ruang angkasa, kedokteran, maupun pengembangan ilmu pengetahuan.
Berikut ini adalah sistem pendidikan dari beberapa negara maju di Dunia:
1. Pendidikan Amerika Serikat
            Karakteristik utama sistem pendidikan Amerika Serikat adalah berkarakter desentralisasi. Pemerintah federal, negara bagian, dan pemerintah daerah memiliki aturan dan tanggung jawab administrai masing-masing yang sangat jelas. Amerika Serikat tidak mempunyai sistem pendidikan yang terpusat atau yang bersifat nasional. Namun bukan berarti pemerintah federal tidak memberikan arah dan pengaruhnya terhadap masalah pendidikan. Badan Legislatif, Judikatif dan Eksekutif fedaral sangat aktif dalam proses pembuatan keputusan mengenai pendidikan.
            Tentang kurikulum dan metodologi pengajaran di Amerika Serikat, pemikir pendidik selalu mengembangkan inovasi baru. Maka muncullah kurikulum terintegrasi (integrated curriculum), metode mengajar yag berpusat pada siswa (student centered teaching method), pengajaran atas dasar kemampuan dan minat individu (individualized instruction), dan sekolah alternatif.
2. Pendidikan Jepang
            Jepang mempunyai penduduk yang homogen, yang terdiri dari 99.4 % orang Jepang. Bahasa Jepang dipakai sebagai bahasa resmi dan dipakai mulai dari prasekolah sampai ke perguruan tinggi. Sebagian besar anak-anak di Jepang memasuki taman kanak-kanak. Kemudian pada usia enam tahun mereka mulai masuk sekolah dsar yang wajib bagi semua orang, berlangsung selama enam tahun. Sekolah tingkat pertama adalah termasuk pendidikan wajib.
            Guru guru di Jepang, sekolah dasar dan sekolah menengah, memperoleh pelatihan dan juga pendidikan di universitas, program pasca sarjana dan junior college. Sekolah sekolah sangat memperhatikan kegiatan ekstra kurikuler seperti organisasi murid (osis), event olah raga, study tour, dan sebagainya. Pada sekolah menengah ada mata pelajaran wajib dan mata pelajaran elektif.
3. Pendidikan Finlandia
            Meski tidak terlalu populer, negara ini ternyata menempati peringkat pertama di dunia dalam hal kualitas pendidikannya. Negara ini beribukota di Helsinki (tempat ditandatanganinya perjanjian damai antara RI dengan GAM). Peringkat satu dunia ini diperoleh Finlandia berdasarkan hasil survei internasional yang komprehensif pada tahun 2003 oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). Tes tersebut dikenal dengan nama PISA (Programme for International Student Assesment) mengukur kemampuan siswa di bidang Sains, Membaca, dan juga Matematika.
            Di Finlandia hanya ada guru-guru dengan kualitas terbaik dengan pelatihan terbaik pula. Profesi guru sendiri adalah profesi yang sangat dihargai, meski gaji mereka tidaklah fantastis. Lulusan sekolah menengah terbaik biasanya justru mendaftar untuk dapat masuk di sekolah-sekolah pendidikan, dan hanya 1 dari 7 pelamar yang bisa diterima. Persaingannya lebih ketat daripada masuk ke Fakultas Hukum bahkan Fakultas Kedokteran.
            Menurut para pakar pendidikan di Finlandia, ujian dan testing hanya akan menghancurkan tujuan belajar siswa. Terlalu banyak testing cenderung mengajarkan kepada siswa untuk semata lolos dari ujian. Siswa didorong untuk bekerja secara independen dengan berusaha mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan. Suasana sekolah sangat santai dan fleksibel. Adanya terlalu banyak komando hanya akan menghasilkan rasa tertekan, dan mengakibatkan suasana belajar menjadi tidak menyenangkan. Kelompok siswa yang lambat mendapat dukungan intensif.
            Tidak ada perbedaan antara siswa yang berprestasi baik dan yang buruk di sekolah-sekolah di Finlandia. Remedial tidaklah dianggap sebagai tanda kegagalan tapi sebagai kesempatan untuk memperbaiki.

Kesimpulan
            Dari pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa, pada negara-negara maju, pendidikan dijadikan prioritas utama. Mereka sadar betul bahwa pendidikan merupakan modal terpenting untuk menjadikan suatu negara menjadi maju dan berperadaban. Maka, ketika ada suatu negara maju hancur akibat perang ataupun bencana alam, hal pertama yang dibenahi bukanlah dari segi ekonomi maupun politik, melainkan segi pendidikannya terlebih dahulu sehingga negara atau bangsa tersebut bisa cepat bangkit dari keterpurukan dan kembali menjadi negara yang maju dan berperadaban tinggi.

B. Kebijakan dan Problem Pendidikan di Negara-Negara Berkembang
            Suatu negara digolongkan sebagai negara berkembang jika negara tersebut belum dapat mencapai tujuan pembangunan yang telah ditetapkan atau belum dapat menyeimbangkan pencapaian pembangunan yang telah dilakukan.

Beberapa ciri khas Negara-negara yang sedang berkembang adalah:
 

  1. Secara politis, pada umumnya baru mengalami kemerdekaan atau lepas dari penjajahan barat 
  2. Secara ekonomis, pada umumnya miskin dan msih sangat bergantung pada alamnya.
  3. Secara demografis, pada umunya padat penduduk dengan tingkat pertambahan penduduk karena kelahiran yang tinggi.
  4. Secara budaya,kokoh berpegang pada warisan budaya tradisiolan secara terus menerus.

    Kebijaksanaan pendidikan di negara-negara berkembang umumnya berasal dari warisan kebijaksanaan pendidikan kaum kolonial. Dikatkan demikian karena negara-negara berkembang pada saat baru pertama kali merdeka belum sempat membangun kebijaksanaan pendidikannya sendiri berdasarkan kebutuhan realistik rakyatnya. Kemerdekaan yang telah dicapai di bidang politik tidak dengan sendirinya diikuti oleh kemerdekaan di bidang lainnya, lebih-lebih di bidang pendidikan.
ciri-ciri kebijakan pendidikan yang merupakan warisan kaum kolonial adalah:

  1. Sifatnya yang elitis atau lebih banyak memberikan kesempatan kepada sekecil masyarakat dan tidak lebih banyak memberikan kesempatan kepada sebagian besar masyarakat.
  2. Berorientasi sosio-ekonomik. Orientasi sosio-ekonomik demikian, berkaitan erat dengan jaringan ekonomi internasional di mana negara-negara maju berposisi sebagai sentralya sementara negara-negara berkembang sekadar sebagai periferalnya.
  3. Liberal, rasional, individual, archievment oriented dan social alienated. Ciri-ciri pendidikan demikian, umumnya berbeda dan bahkan berlawanan dengan ciri-ciri masyarakat dan nilai-nilai yang berkembang di negara-negara berkembang. Pendidikannya liberal, padahal masyarakatnya menjunjung tinggi nilai-nilai kolektivisme. Pendidikannya menanamkan rasionalitas, padahal masyarakat di negara-negara berkembang terdapat banyak budaya-budaya yang tidak saja mengembangkan rasionalitas melainkan juga segi-segi emosional dan bathiniah; pendidikannya individual, padahal masyarakatnya menjunjung tinggi kesetiakawanan sosial dan gotong royong; pendidikannya archievment oriented secara sempit sekedar prestasi akademik di kelas; pendidikannya sosial alienated padahal masyarakatnya menginginkan sosialisasi siswa dengan lingkungannya.
  4. Tidak berakar pada tradisi dan budaya setempat. Hal demikian sangat memperhatikan, oleh karena pendidikan pada dasarnya adalah pewarisan budaya dan generasi sebelumnya kepada generasi sesudahnya atau penerusnya.
  5. Berorientasi pada masyarakat kota, hal ini juga sangat memprihatinkan mengingat sebagian besar wilayah negara-negara berkembang justru terdiri dari pedesaan. Orientasi ke kota demikian lambat atau cepat, langsung maupuin tidak langsung bisa menjadikan penyebab lulusan-lulusan pendidikan lebih tertarik dengan kehidupan kota ketimbang bangga membangun desanya.
    Ketimpangan-ketimpangan inilah yang menjadi problema pendidikan di negara-negara berkembang di mana problem-problem tersebut lebih banyak disebabkan oleh ketidaksiapan suatu negara dalam menjalankan sistem pemerintahan khususnya dalam sektor pendidikan dan kurangnya kesadaran akan pentingnya sebuah pendidikan dalam memajukan sebuah peradaban. Di antara negara-negara berkembang yang masih mengalami polemik atau masalah pendidikan seperti yang tersebut di atas adalah Indonesia, beberapa negara di wilayah Asia Tenggara seperti Vietnam dan Kamboja serta beberapa negara di kawasan Afrika.
C. SISTEM PENDIDIKAN DI NEGARA TERBELAKANG
          Alasan sistem pendidikan terbelakang
·  Anggaran pemerintah untuk pendidikan dirasa kurang anggaran pemerintah untuk dunia pendidikan saya rasa masih kurang bayangkan saja pada tahun 2012 anggaran 286,9 triliun dirasa masih jauh dari kurang. namun pemerintah juga sudah menyadari nya, pemerintah dalam program nya juga sudah berupanya menaikan anggaran dari tahun ketahun ditahun ini saja anggaran naik 6,7% atau sebesar 331,8
·  Sistem pendidikan yang masih buruk  seperti yang kita ketahui sistem pendidikan di indonesia berada di rangking terakhir dunia dengan sistem yang masih buruk tentu sangat sulit bagi pendidikan untuk berkembang
·  Kurang meratanya pendidikan di indonesia
Sebagai negara maritim yang memiliki wilayah teritorial dari sabang hingga merauke persebaran pendidikan tidak merata sebagian masih berpusat pada kota-kota besar saja
·  Kurikullum yang sering berubah
Tidak bisa kita pungkiri kurikullum di pendidikan di indonesia selalu berganti ganti, pergantian ini selalu terjadi setiap pergantian kepemimpina dalan hal ini kaitanya dengan menteri pendidikan
·  Sarana dan prasarana
sarana dan prasaran sangat penting bagi upaya peningkatan pendidikan karena tampa adanya sarana dan prasarana yang memadai sulit rasanya untuk mengembangkan pendidikan, realitanya pendidikan di indonesia masih jauh dari memadai
·  Kualitas guru dan pengajar masih rendah
guru dan pengajar sebagai ujung tombak dalam pendidikan memiliki peranan penting demi kemajuan pendidikan, namun kenyataan kualitas guru dan pengajar masih dibawah standar yang diterapkan. namun berbagai upanya telah dilaukan untuk meningkatkan kualitas mulai dengan melakukan sertifikasi dan pelatihan-pelatihan lain nya.



No comments:

Post a Comment